Kamis, 24 Maret 2011

Berdagang ala Rasulullah

Siapa yang tidak pernah terlibat dalam sebuah siklus perdagangan? Tentunya kita semua pernah terlibat dalam sebuah siklus perdagangan. Setiap hari, setiap jam, setip menit, atau bahkan setiap detik. Rasulullah Saw. juga seorang pedagang. Bahkan karena itu pula lah beliau akhirnya menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, seorang janda terpandang dari suku Quraisy.

Kali ini mari kita jalan-jalan sebentar menengok bagaimana Rasulullah berdagang. Karena di muka bumi ini banyak juga yang berprofesi sebagai pedagang, baik itu hanya sebatas usaha sampingan atau sebagai pekerjaan utama.

Salah satu penyebab dari kesuksesan beliau dalam berdakwah adalah akhlak beliau yang terpuji. Beliau selalu mengedepankan akhlak yang baik dan dengan kebaikan akhlak beliau itulah begitu banyak musuh-musuh Islam yang kemudian menjadi pembela agama Allah ini. Beliau juga tidak pernah hanya berbicara tanpa memberikan contoh. Justru perbuatan yang beliau lakukan itulah yang menjadi contoh sekaligus alat dalam berdakwah.

Salah satu akhlak beliau yang terpuji adalah jujur dalam berdagang. Beliau tidak pernah menyembunyikan cacat barang dagangannya. Tidak pula melebih-lebihkan barang yang dijualnya dan tidak pula mengurangi timbangan. Bagaimana keadaan barang dagangannya, maka itu lah yang akan dikatakan beliau. Pembeli manapun, apabila mengetahui kekurangan dan kelebihan barang yang akan dibelinya dengan sebenar-benarnya tentu akan merasa puas dan tidak akan kecewa. Pembeli akhirnya menjadi pelanggan karena mereka tahu bahwa si penjual adalah orang yang jujur atas keadaan barang dagangannya.

Karena cara berdagang yang seperti inilah maka beliau sukses dalam hal berdagang. Dan banyak pedagang-pedagang besar yang ingin mengajak beliau untuk bekerja sama dikarenakan beliau seorang yang jujur dan dengan kejujurannya dalam setiap perdagangan beliau selalu memperoleh keuntungan maksimal. Beliau adalah seorang yang sukses dalam berdagang hingga kabar berita ini sampai pula ke telinga Khadijah. Dan karena keluhuran budi pekertinya itu pula Khadijah terpikat pada beliau dan menikah dengan beliau.

Mari kita berkaca pada perdagangan sekarang. Persaingan antar pedagang saja sudah tidak sehat, apalagi banyak diantaranya yang menggunakan ilmu hitam untuk menyingkirkan saingannya. Padahal rezeki dari Allah itu tidak akan mungkin tertukar. Hanya manusianya saja yang harus mengutamakan kejujuran dan persaingan yang sehat dalam setiap usaha.

Belum lagi pedagang yang mengurangi timbangan. Ini sudah lebih lumrah lagi. Dengan meletakkan sebuah pemberat di sisi timbangan yang lain, maka penjual mendapatkan dua keuntungan. Pertama, keuntungan langsung dari penjualan. Dan kedua, adalah kelebihan barang yang masih tersimpan rapi sebgai stok dagangan. Takaran yang dikurangi juga hal yang banyak ditemui. Yang ukuran satu liter dikurangi beberapa milliliter. Yang tidak pas dikatakan pas.

Sekarang ini setiap pedagang jarang sekali yang mengungkapkan cacat barang dagangannya. Yang ada malah cenderung menutup-nutupi kekuarangan barang dagangannya. Saya sendiri sebagai seorang pembeli tentu akan kecewa jika setelah membeli barang ternyata kualitas barang yang dibeli tidaklah sebaik yang dikatakan pedagang. Minimal saya akan merasa kapok untuk membeli lagi di tempat yang sama dan paling parah adalah saya mencak-mencak ke penjual itu. Kalau sudah begitu maka silaturahim antara saudara seiman pun terganggu.

Dengan adanya niat yang lurus maka itu akan menjadi modal awal bagi setiap pedagang untuk memulai mencari rezeki yang halal lagi berkah. Menjadikan akhirat sebagai fokus utama hingga keuntungan dunia pun akan mengiringi. Tidak menjual barang-barang yang haram atau menimbun barang dagangan untuk mendapatkan keuntungan berlipat-lipat. Dengan kejujuran jangan pula beranggapan bahwa dagangan kita nantinya akan tidak laku, justru pembeli akan menghargai setiap kejujuran pedagang yang berani mengatakan kelebihan serta kekurangan barang yang dijual. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui setiap perbuatan hamba-Nya.

Dengan lengkapnya contoh perbuatan-perbuatan baik dari Rasulullah, hendaknya itu menjadi cerminan diri kita untuk selalu berusaha menjadi lebih baik. Akhlak Rasulullah yang baik dalam berdagang menjadi panutan bagi setiap muslim yang berada dalam dunia perdagangan. Penjual yang berakhlak baik dan jujur akan mendapatkan keuntungan maksimal dalam perdagangannya, bukan hanya keuntungan duniawi tapi juga keuntungan ukhrawi.

Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Al Qalam : 4)


***

Wallahualam. Semoga kita bisa meneladani akhlak-akhlak terpuji dari Rasulullah Saw.

sumber : http://myquran.com/forum/showthread.php/7020-Kontes-Menulis-Berdagang-ala-Rasulullah

Tidak ada komentar: